Thursday, May 28, 2009

Profil Sekilas

A. Pendirian dan Tujuan

logomtakecilYayasan Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) adalah sebuah lembaga pendidikan dan dakwah Islamiyah yang berkedudukan di Surakarta. MTA didirikan oleh Almarhum Ustadz Abdullah Thufail Saputra di Surakarta pada tangal 19 September 1972 dengan tujuan untuk mengajak umat Islam kembali ke Al-Qur’an. Sesuai dengan nama dan tujuannya, pengkajian Al-Qur’an dengan tekanan pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al-Qur’an menjadi kegiatan utama MTA.

B. Latar Belakang

Pendirian MTA dilatarbelakangi oleh kondisi umat Islam pada akhir dekade 60 dan awal dekade70. Sampai pada waktu itu, ummat Islam yang telah berjuang sejak zaman Belanda untuk melakukan emansipasi, baik secara politik, ekonomi, maupun kultural, justru semakin terpinggirkan. Ustadz Abdullah Thufail Saputra, seorang mubaligh yang karena profesinya sebagai pedagang mendapat kesempatan untuk berkeliling hampir ke seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya, melihat bahwa kondisi umat Islam di Indonesia yang semacam itu tidak lain karena umat Islam di Indonesia kurang memahami Al-Qur’an. Oleh karena itu, sesuai dengan sabda Nabi s.a.w. bahwa umat Islam tidak akan dapat menjadi baik kecuali dengan apa yang telah menjadikan umat Islam baik pada awalnya, yaitu Al-Qur’an, Ustadz Abdullah Thufail Saputra yakin bahwa umat Islam Indonesia hanya akan dapat melakukan emansipasi apabila umat Islam mau kembali ke Al-Qur’an. Demikianlah, maka Ustadz Abdullah Thufail Saputra pun mendirikan MTA sebagai rintisan untuk mengajak umat Islam kembali ke Al-Qur’an.

C. Bentuk Badan Hukum

MTA tidak dikehendaki menjadi lembaga yang illegal, tidak dikehendaki menjadi ormas/orpol tersendiri di tengah-tengah ormas-ormas dan orpol-orpol Islam lain yang telah ada, dan tidak dikehendaki pula menjadi onderbouw ormas-ormas atau orpol-orpol lain. Untuk memenuhi keinginan ini, bentuk badan hukum yang dipilih adalah yayasan. Pada tanggal 23 Januari tahun 1974, MTA resmi menjadi yayasan dengan akta notaris R. Soegondo Notodiroerjo.

D. Struktur Lembaga

Kini MTA telah berkembang ke kota-kota dan propinsi-propinsi lain di Indonesia. Pada awalnya, setelah mendirikan MTA di Surakarta, Ustadz Abdullah Thufail Saputra membuka cabang di beberapa kecamatan di sekitar Surakarta, yaitu di kecamatan Nogosari (di Ketitang), Kabupaten Boyolali, di Kecamatan Polan Harjo, Kabupaten Klaten, di Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, dan di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen. Selanjutnya, perkembangan pada umumnya terjadi karena siswa-siswa MTA yang mengaji baik di MTA Pusat mau pun di cabang-cabang tersebut di daerahnya masing-masing, atau di tempatnya merantau di kota-kota besar, membentuk kelompok-kelompok pengajian. Setelah menjadi besar, kelompok-kelompok pengajian itu mengajukan permohonan ke MTA Pusat agar dikirim guru pengajar (yang tidak lain dari siswa-siswa senior) sehingga kelompok-kelompok pengajian itu pun menjadi cabang-cabang MTA yang baru. Dengan cara itu, dari tahun ke tahun tumbuh cabang-cabang baru sehingga ketika di sebuah kabupaten sudah tumbuh lebih dari satu cabang dan diperlukan koordinasi dibentuklah perwakilan yang mengkoordinir cabang-cabang tersebut dan bertanggungjawab membina kelompok-kelompok baru sehingga menjadi cabang. Kini, apabila kelompok pengajian ini merupakan kelompok pengajian yang pertama-tama tumbuh di sebuah kabupaten kelompok pengajian ini langsung diresmikan sebagai perwakilan. Demikianlah, cabang-cabang dan perwakilan-perwakilan baru tumbuh di berbagai daerah di Indonesia sehingga MTA memperoleh strukturnya seperti sekarang ini, yaitu MTA pusat, berkedudukan di Surakarta; MTA perwakilan, di daerah tingkat dua; dan MTA cabang di tingkat kecamatan (kecuali di DIY, perwakilan berada di tingkat propinsi dan cabang berada di tingkat kabupaten).

E. Kegiatan

1. Pengajian

a. Pengajian khusus

Sesuai dengan tujuan pendirian MTA, yaitu untuk mengajak umat Islam kembali ke Al-Qur’an, kegiatan utama di MTA berupa pengkajian Al-Qur’an. Pengkajian Al-Qur’an ini dilakukan dalam berbagai pengajian yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengjian khusus dan pengajian umum. Pengajian khusus adalah pengajian yang siswa-siswanya (juga disebut dengan istilah peserta) terdaftar dan setiap masuk diabsen. Pengajian khusus ini diselenggarakan seminggu sekali, baik di pusat maupun di perwakilan-perwakilan dan cabang-cabang, dengan guru pengajar yang dikirim dari pusat atau yang disetujui oleh pusat. Di perwakilan-perwakilan atau cabang-cabang yang tidak memungkinkan dijangkau satu minggu sekali, kecuali dengan waktu yang lama dan tenaga serta beaya yang besar, pengajian yang diisi oleh pengajar dari pusat diselenggarakan lebih dari satu minggu sekali, bahkan ada yang diselenggarakan satu semester sekali. Perwakilan-perwakilan dan cabang-cabang yang jauh dari Surakarta ini menyelenggarakan pengajian seminggu-sekali sendiri-sendiri. Konsultasi ke pusat dilakukan setiap saat melalui telpun.

Materi yang diberikan dalam pengajian khusus ini adalah tafsir Al-Qur’an dengan acuan tafsir Al-Qur’an yang dikeluarkan oleh Departemen Agama dan kitab-kitab tafsir lain baik karya ulama-ulama Indonesia maupun karya ulama-ulama dari dunia Islam yang laim, baik karya ulama-ulama salafi maupun ulama-ulama kholafi. Kitab tafsir yang sekarang sedang dikaji antara lain adalah kitab tafsir oleh Ibn Katsir yang sudah ada terjemahannya dan kitab tafsir oleh Ibn Abas. Kajjian terhadap kitab tafsir oleh Ibn Abas dilakukan khusus oleh siswa-siswa MTA yang kemampuan bahasa Arabnya telah memadai.

Proses belajar mengajar dalam pengajian khusus ini dilakukan dengan teknik ceramah dan tanya jawab. Guru pengajar menyajikan meteri yang dibawakannya kemudian diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan dari siswa. Dengan tanya jawab ini pokok bahasan dapat berkembang ke berbagai hal yang dipandang perlu. Dari sinilah, kajian tafsir Al-Qur’an dapat berkembang ke kajian aqidah, kajian syareat, kajian akhlak, kajian tarikh, dan kajian masalah-masalah aktual sehari-hari. Dengan demikian, meskipun materi pokok dalam pengajian khusus ini adalah tafsir Al-Qur’an, tidak berarti cabang-cabang ilmu agama yang lain tidak disinggung. Bahkan, sering kali kajian tafsir hanya disajikan sekali dalam satu bulan dan apabila dipandang perlu kajian tafsir untuk sementara dapat diganti dengan kajian-kajian masalah-masalah lain yang mendesak untuk segera diketahui oleh siswa. Disamping itu, pengkajian tafsir Al-Qur’an yang dilakukan di MTA secara otomatis mencakup pengkajian Hadits karena ketika pembahasan berkembangan ke masalah-masalah lain mau tidak mau harus merujuk Hadits.

Dari itu semua dapat dilihat bahwa yang dilakukan di MTA bukanlah menafsirkan Al-Qur’an, melainkan mengkaji kitab-kitab tafsir yang ada dalam rangka pemahaman Al-Qur’an agar dapat dihayati dan selanjutnya diamalkan.

b. Pengajian Umum

Pengajian umum adalah pengajian yang dibuka untuk umum, siswanya tidak terdaftar dan tidak diabsen. Materi pengajian lebih ditekankan pada hal-hal yang diperlukan dalam pengamalan agama sehari-hari. Pengajian umum ini baru dapat diselenggarakan oleh MTA Pusat yang diselenggarakan satu minggu sekali pada hari Minggu pagi.

2. Pendidikan

Pengamalan Al-Qur’an membawa ke pembentukan kehidupan bersama berdasar Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Kehidupan bersama ini menuntut adanya berbagai kegiatan yang terlembaga untuk memenuhi kebutuhan anggota. Salah satu kegiatan terlembaga yang dibutuhkan oleh anggota adalah pendidikan yang diselenggarakan berdasarkan nilai-nilai keislaman. Oleh karena itulah, di samping pengajian, MTA juga menyelenggarakan pendidikan, baik formal maupun non-formal.

a. Pendidikan formal

Pendidikan formal yang telah diselenggarakan terdiri atas TK, SLTP. dan SMU. SLTP dan SMU baru dapat diselenggarakan oleh MTA Pusat. SLTP diselenggarakan di Gemolong, Kabupaten Sragen, dan SMU diselenggerakan di Surakarta. Tujuan dari penyelenggaraan SLTP dan SMU MTA ini adalah untuk menyiapkan generasi penerus yang cerdas dan berakhlak mulia. Oleh karena itu, di samping memperoleh pengetahuan umum berdasar kurikulum nasional yang dikeluarkan oleh Depdiknas, siswa-siswa SLTP dan SMU MTA juga memperoleh pelajaraan diniyah.

Di samping diberi pelajaran diniyah, untuk mencapai tujuan tersebut siswa SLTP dan SMU MTA juga perlu diberi bimbingan dalam beribadah dan bermu’amalah. Untuk itu, para siswa SLTP dan SMU MTA yang memerlukan asrama diwajibkan tinggal di asrama yang disediakan oleh sekolah. Dengan tinggal di asarama yang dikelola oleh sekolah dan yayasan, siswa SLTP dan SMU MTA dapat dibimbing dan diawasi agar dapat mengamalkan pejaran diniyah dengan baik.

Alhamdulillah, sampai pada saat ini, baik SLTP maupun SMU MTA berhasil meraih prestasi akademis yang cukup menggembirakan. Oleh karena prestasinya itu, SMU MTA masuk ke dalam daftar lima puluh SMU Islam unggulan se Indonesia. Di samping itu, siswa-siswa yang melakukan kenakalan yang umum dilakukan oleh remaja-remaja dapat dideteksi dan selanjutnya dibimbing semaksimal mungkin untuk menghentikan kenakalan-kenakalannya.

b. Pendidikan non-formal

Pendidikan non-formal juga baru dapat diselenggarakan oleh MTA Pusat¸ kecuali kursus bahasa Arab yang telah dapat diselenggarakan oleh sebagian perwakilan dan cabang. Selain kursus bahasa Arab, pendidikan non-formal yang diselenggarakan oleh MTA Pusat antara lain adalah kursus otomotif dengan bekerjasama dengan BLK Kota Surakarta, kursus menjahit bagi siswi-siswi putri, dan bimbingan belajar bagi siswa-siswa SLTP dan SMU. Disamping itu, berbagai kursus insidental sering diselenggarakan oleh MTA Pusat, misalnya kursus kepenulisan dan kewartawanan.

3. Kegiatan Sosial

Kehidupan bersama yang dijalin di MTA tidak hanya bermanfaat untuk warga MTA sendiri, melainkan juga untuk masyarakat pada umumnya. Dengan kebersamaan yang kokoh, berbagai amal sosial dapat dilakukan. Amal sosial tersebut antara lain adalah donor darah, kerja bakti bersama dengan Pemda dan TNI, pemberian santunan berupa sembako, pakaian, dan obat-obatan kepada umat Islam pada khususnya dan masyarakat pada umumnya yang sedang tertimpa mushibah, dan lain sebagainya.

Donor darah, begitu juga kerja bakti bersama Pemda dan TNI, sudah mentradisi di MTA, baik di pusat mau pun di perwakilan dan cabang. Secara rutin tiga bulan sekali MTA, baik pusat maupun perwakilan, menyelenggarakan donor darah. Kini MTA memiliki tidak kurang dari lima ribu pedonor tetap yang setiap saat dapat diambil darahnya bagi yang mendapat kesulitan untuk memperoleh darah dari keluarganya atau dari yang lainnya.

4. Ekonomi

Kehidupan bersama di MTA juga menuntut adanya kerja sama dalam pengembangan ekonomi. Untuk itu, di MTA diselenggarakan usaha bersama berupa simpan-pinjam. Dengan simpan-pinjam ini, siswa atau warga MTA dapat memperoleh modal untuk mengembangkan kehidupan ekonominya. Di samping itu, siswa atau warga MTA biasa tukar-menukar pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang ekonomi. Seorang warga MTA yang belum mendapat pekerjaan atau kehilangan pekerjaan dapat belajar pengetahuan atau ketrampilan tertentu kepada siswa warga MTA yang lain sampai akhirnya dapat bekerja sendiri.

5. Kesehatan

Dalam bidang kesehatan, dilakukan rintisan untuk dapat mendirikan sebuah rumah sakit yang diselenggarakan secara Islami. Kini baru MTA Pusat yang telah dapat menyelenggarakan pelyanan kesehatan berupa Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin. Di samping itu, untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada siswa atau warga MTA di bentuk kader-kader kesehatan dari perwakilan dan cabang-cabang yang secara periodik mengadakan pertemuan.

6. Penerbitan, Komunikasi, dan Informasi

Penerbitan, komunikasi, dan informasi merupakan sendi-sendi kehidupan modern, bahkan juga merupakan sendi-sendi globalisasi. Untuk itu, MTA tidak mengabaikan bidang ini, meskipun yang dapat dikerjakan baru ala kadarnya. Dalam bidang penerbitan, sesungguhnya MTA telah memiliki majalah bulanan yang sudah terbit sejak tahun 1974 dan telah memiliki STT sejak tahun 1977. Namun, hingga kini belum tampak adanya perkembangan yang menggermbirkan dari majalah yang diberi nama Respon ini. Di samping Respon, MTA juga telah menerbitkan berbagai buku keagamaan. Dalam bidang informasi, MTA telah mempunyai web. site dengan alamat: http://www.mta-online.com dengan alamat E-mail : humas_mta@yahoo.com

F. Sumber Dana

Banyak yang bertanya-tanya dengan heran, dari mana MTA memperoleh dana untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatannya? Isu yang pernah berkembang di masyarakat adalah bahwa MTA memperoleh dana dari luar negeri, isu lain mengatakan bahwa MTA memperoleh dana dari orpol tertentu. Sesungguhnya, apabila umat Islam betul-betul memahami dan menghayati agamanya, keheranan semacam itu tidak perlu muncul. Bahwa jihad merupakan salah satu sendi keimanan tidak ada yang meragukan, bahkan sampai ada yang mengatakan bahwa jihad merupakan rukun Islam yang ke enam. Akan tetapi bahwa sesungguhnya jihad terdiri atas dua unsur, yakni jihad bi amwal dan jihad bi anfus, kurang dihayati; biasanya hanya jihad bi anfus saja yang banyak dikerjakan. Apabila jihad bi anwal dihayatai dengan baik dan diamalkan, umat Islam tidak akan kekurangan dana untuk membeayai kegiatan-kegiatannya. MTA membeayai seluruh kegiatannya sendiri karena warga MTA yang ingin berpartisipasi dalam setiap kegiatan harus berani berjihad bukan hanya bi anfus, akan tetapi juga bi anwal, karena memang demikianlah yang diconthkan oleh Nabi dan para sahabatnya.

G. Rintangan dan Dorongan

Dalam perjalanannya semenjak berdiri hingga kini, MTA banyak mengalami rintangan. Rintangan paling banyak diperoleh justru dari umat Islam sendiri. Ketika siswa/warga MTA mengamalkan pengetahuannya tentang amal-amal yang telah banyak ditinggalkan oleh umat Islam atau meninggalkan amal-amal yang telah biasa dikerjakan oleh umat Islam tetapi sesungguhnya laisa minal Islam, siswa/warga MTA sering dituduh membawa agama baru. Ketika siswa/warga MTA melaksanakan sholat jamak-qosor saja karena sedang dalam keadaan safar sudah mendapat tuduhan membawa agama baru, padahal kebolehan sholat jamak-qosor bagi musafir sudah merupakan pengetahuan populer di kalangan umat Islam. Akan tetapi, karena kebolehan sholat jamak-qosor tidak pernah dilakansakan, ketika siswa/warga MTA melaksanakannya dituduh membawa agama baru. Rintangan semacam ini memang telah diramalkan oleh Nabi akan dihadapi oleh orang-orang yang mengikuti sunnahnya, “awalnya Islam itu asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya”.

Di samping rintangan yang tidak sedikit, tentu ada juga hal-hal yang menimbulkan dorongan. Yang paling menimbulkan dorongan adalah bahwa ketika Al-Qur’an diamalkan dengan sungguh-sungguh, dengan tiada disertai keraguan sediktpun, ternyata membuahkan hasil yang sering sangat mengherankan dan sama sekali di luar dugaan. Ketika benih yang ditabur jatuh di tanah yang subur, benih tersebut tumbuh menjadi tumbuhan yang subur pula. Melihat benih yang kecil yang lemah dan tak berdaya dapat tumbuh menjadi tumbuhan yang besar, rindang, dan menjulang tinggi, timbullah keheranan dan keharuan dalam hati. Inilah yang menjadikan segala rintangan yang datang tampak tak berarti. Maha Agung Allah dengan segala janji-janji-Nya.

Susunan Pengurus Yayasan

Ketua Umum
Drs. Ahmad Sukina

Ketua I
Suharto Sag.

Ketua II
Dahlan Harjotaroeno

Sekretaris I
Drs. Yoyok Mugiyatno, MSi

Sekretaris II
Drs. Medi

Bendahara I
Mansyur Masyhuri

Bendahara II
Sri Sadono

About the Author

humas_mta has written 28 stories on this site.

Sayang anak, peduli anak

42-17424199

Anak merupakan pribadi yang unik, menarik hati semua orang, dan membutuhkan perlakuan yang berbeda, di bidang kedokteran pun begitu kalo mahasiswa kedokteran belajar mengenai pediatric atau ilmu anak halaman awal di buku selalu mengingatkan bahwa children is not little guy, anak bukanlah manusia dewasa yang berukuran kecil, namun memang suatu pribadi yang unik, jadi kita tidak bisa menyamakan penyakit anak dengan orang dewasa kemudian obatnya takarannya dikurangi karena masih anak2. Karena doktrin pertama yg menyatakan children is not little guy, jadi memang khusus dan kita berpikir secara khusus pula.

Namun kadang anak2pun menjadi pribadi yang menyedihkan manakala tidak terurus oleh orang tuanya, baik secara fisik maupun akhlak, sehingga nabi bersabda anak itu ibarat suatu catatan yang masih putih, tergantung dari orang tuanya mau menjadikan dia beriman, majusi atau nasrani.

Saya banyak sekali menjumpai nasib anak2 yang menyedihkan tersebut di rumah sakit, yang beberapa saya ceritakan dalam tulisan ini, kemalangan bisa karena keteledoran atau juga dari kesengajaan. Bisa dari kalangan menengah atas pun bisa menengah bawah. Dari kalangan menengah bawah mungkin karena kesibukan mereka memenuhi tuntutan materi sehingga anak kurang terurus, di kalangan atas pun juga demikian, karena kesibukannya anak akhirnya dipercayakan ke orang lain dalam hal ini baby sister

Suatu saat di bulan maret 2009 saya tugas di RSCM suatu rumah sakit yang tidak pernah istirahat dan didatangi dengan berbagai kasus yang aneh2 yang sudah tidak bisa di tangani di tempat lain, pagi hari setelah sholat subuh, seperti biasa ketika saya mau nyambung, kalo org jawa tahu istilah ini hehehe (kebiasaan yang tidak dianjurkan nabi), tiba2 HP saya berbunyi (wah berdering disaat yang tidak tepat, batin saya), dugaan saya benar dari IGD RSCM

“ada pasien di emergency dok” suara di seberang, “oke bos saya segera ke rumah sakit” sahut saya ke perawat jaga.

Akhirnya saya bergegas bersiap ke rumah sakit, ritual nyambungpun ditunda hehehe, dengan motor shogun biru butut saya, dari sumur batu kemayoran tempat saya tinggal sampai RSCM kurang lebih 15 menit kalo berangkat pagi, ketika kemacetan belum menggila

Sesampai di rumah sakit saya menuju ke IGD lt 1, disana saya ditunjukkan seorang pasien yg sudah terpasang infuse dan tidak sadarkan diri. Lama saya terhenyak di depan pasien, hamper tidak percaya bahwa ternyata yang saya hadapi bayi 3 tahun dengan kaki kanan hamper putus sampai batas lutut,”astaghfirulloh…naudzubillah” berkali-kali saya ucapkan

“vital sign” teriak saya, “stabil dok”sahut perawat,

“gimana nih ceritanya?”,

Orang tuanya mendekat kemudian bercerita bahwa sewaktu naik motor, istrinya menggendong anak tersebut, tiba - tiba selendangnya masuk ke gear motor, kemudian tertarik sedangkan ujung selendang yg lain mengikat kaki kanannya, karena semakin kuat tarikannya akhirnya kaki si anak terlilit dan dan hamper terlepas.”astaghfirulloh”

Akhirnya setelah melakukan pemeriksaan lengkap dan berdasarkan perhitungan NISSSA score, akhirnya keputusannya cuma dilakukan amputasi, akhirnya kedua orang tua saya panggil dan dengan berat hati saya jelaskan keputusan yang harus diambil dan segala resikonya, saya lihat kedua orang tua setuju dengan terpaksa. Akhirnya pun saya berlalu menuju kamar operasi emergency lantai 4, sambil membatin sampai kapan kedua tangan saya berhenti mengamputasi kaki anak - anak, bagaimana jika anak tersebut dewasa dan menanyakan “bu , dulu kaki saya kok bisa bntung? Astaghfirulloh” ,mengapa orang tua kok begitu teledor terhadap anaknya. Karena seringnya saya jumpai kasus ini di Jakarta , hampir2 hati dan mata saya sudah membeku tidak bisa terlihat iba lagi.

Di lain hari, ada seorang ibu menggendong anaknya terburu2 masuk bagian anak IGD,karena bukan bagian saya, saya cuma memperhatikan dari kejauhan, kemudian dokter melakukan pemeriksaan sembari bertanya kepada ibu tersebut kemungkinan tentang riwayat penyakit dan pengobatan yang telah diberikan, si ibu menjawab sambil membuka kertas contekan, sambil ngeloyor pergi saya pun membatin, “pasti ibu ini membaca tulisan dari baby sisternya hehehe. Ibu kok nggak tahu riwayat anaknya sendiri, ibu yang aneh”

Keteledoran yang membawa malapetaka, tapi lebih celaka lagi kalo berpengaruh pada akhlak maupun attitude si anak

Suatu saat ada anak (seumuran 5 th) di gendong ibu tergopoh2 masuk ke bagian anak emergency, dibelakangnya seorang wanita berdandan bak ABG dengan dandanan yang modis,(batin saya pasti yang sedang menggendong baby sisternya sedang yang berjalan di belakangnya adalah ibunya, hehehe). Kemudian dokter anaknya melakukan pemeriksaan, entah apa yang dilakukan dokter anak, tiba-tiba si anak teriak “bajingaaan”, astaghfirulloh, anak sekecil itu bisa ngomong kata kotor, saya sampai tidak habis piker, dan saya Cuma bisa ngelus dada sambil lihat profil ibunya hehehe cuek banget

Kalo saya lontarkan pertanyaan kepada pembaca sekalian ,berapa umur perokok aktif termuda di Indonesia saat ini?

Pasti nggak ada yang nyangka kalo perokok paling mudadi Indonesia adalah anak berumur 9 bulan hehehe, begitu si anak bisa makan oleh bapak dan eyangnya nya sudah di ajari merokok, sekarang usia anak tersebut sudah 2 tahun dan tiap harinya dia sudah menghabiskan minimal 4 batang rokok, saya membayangkan saat anak tersebut SMA mungkin sudah punya pabrik rokok, untuk memuaskan hobi merokoknya hehehe….hidup yang aneh

Anak merupakan pribadi yang lemah dia membutuhkan perlindungan dan bimbingan dari orang tuanya, khususnya seorang ibu. Sehingga nabi sampai memberi arahan bahwa seorang ibu adalah madrosatil lil aulad, sekolah bagi anak-anaknya, dia yang melindungi, mengayomi dan membimbingnya. Kahlil Gibran berkata anakmu bukan milikmu, karena seorang anak tidak akan bersama kita seterusnya, dia milik masa depan, tugas kita adalah mempersiapkan si anak secara fisik dan mental dalam menghadapi masa depan yang sulit dan tidak menentu sehingga dia bisa bertahan.

Suatu saat saya ngobrol dengan seorang teman masih keturunan kraton solo, dia menerangkan “Tugas seorang istri berdasarkan adat jawa itu ada 3 yang utama kalo di bahasakan Indonesia kurang lebih ; anggun di lua rumahr, hemat di dapur dan terampil di ranjang, jangan di balik-balik ya tom jadi, terampil di luar rumah, hemat di ranjang, anggun di dapur. Hehehe” .Cuma batin saya apa memang benar adat jawa mengajarkan seperti itu, tidak ada tugas dalam mendidik anak? Adat yang aneh

Ibu saya pendidikannya tidak tinggi, tapi beliaulah yang selalu memberikan motivasi bagi anak-anaknya untuk tidak takut menghadapi masa depan, beliaulah yang mengajari saya untuk bicara kromo inggil dan tidak bicara kotor, tidak mudah berputus asa.berani menghadapi segala rintangan sebesar apapun, dan berani berdiri lagi setelah jatuh. Beliau adalah pribadi yang sederhana dimata orang lain, tapi besar dimata kami sebagai anak-anaknya. Suatu hari ibu saya bertanya kepada saya ka “Tom kamu ini kalo nyari istri yang kriterianya yak apa?,

jawaban saya pun simple “yang kayak ibu, yang selalu ada setiap anak-anaknya membutuhkan”, jawaban yang simple tapi sulit untuk wanita jaman sekarang (dokter gustom ; gustom_slo@yahoo.co.uk)

Cinta Bunda Tak Bermasa

ibuSiapakah yang mendustakan ketulusan cinta seorang Bunda? ..

Rabu sore itu adalah hari terakhir Ana menikmati liburan dikarenakan ruang kelas digunakan untuk Ujian Nasional oleh kelas 12. Ana yang baru beranjak menapaki masa remaja barulah kelas 11 sekarang, sama dengan kelas 2 SMA dulu.

“Uda sore lho Ana, ayo siap-siap ke Asrama!” Bundanya mengingatkan.

“Lagi ga semangat Bunda, besok aja ya?”sahut Ana menyambut pertanyaan Bundanya.

Tidak seperti biasanya ketika harus kembali ke asrama, sore itu Ana tidak menangis, tidak pula merengek minta uang saku, tidak pula minta dianter naik motor. Sore itu, Ana hanya tidak mau kembali ke asrama karena Bundanya tidak memberinya uang saku, tepatnya belum member karena memang saat itu sedang tidak ada uang.

Bagi Ana, kehidupan asrama adalah sesuatu yang sangat baru. Tepatnya setahun setengah yang lalu, ketika baru masuk di sekolah yang mengasramakan muridnya. Waktu itu hamper tiap minggu bisa dipastikan Ana menangis. Kadang berbarengan dengan teman-temannya yang ‘senasib’. Kadang ke Pembina. Kadang juga via telepon, Ana menangis mengadukan keluhan-keluhannya di asrama pada Bundanya.

“Bunda….aku ga mau lagi di asrama. Makannya ga enak. Teman-teman banyak yang nakal. Uang sakunya kurang”, begitulah telepon rutin yang diperdengarkan pada Bundanya.

Menanggapi sikap Ana yang demikian, Bunda tidak lekas mengabulkan semua permintaan Ana. Tidak serta merta setuju kalo Ana keluar dari asrama. Bunda yang tidak pernah belajar ilmu psikologi di kampus, yang Bunda tahu hanyalah kalau orang tua gemati (sayang) dengan buah hatinya kelak ketika usia sudah berbilang maka si anak itulah yang akan gemati pula padanya. Sesederhana itu teori yang dipercayai oleh sang Bunda.

Tidak sedikit ibu yang secara tidak sadar membunuh karakter anak dengan mengabulkan semua permintaannya (dimanjakan). Tidak jarang ada ibu yang tega membentak-bentak anaknya ketika si anak berbuat sesuatu yang dianggap kesalahan oleh ibunya. Tapi tidak dengan Bundanya Ana, Bunda selalu berdoa dan berusaha mendidik Ana menjadi anak yang tidak cengeng dan tabah menjalani setiap episode kehidupan yang akan dilalui. Karena memang Bunda sadar, tidak banyak materi yang bisa diberikannya pada Ana. Sebagai gantinya, Bunda mendidik tanpa lelah dengan cintanya agar kelak Ana menjadi seorang wanita sholihah.

Hanya dengan sarana seadanya, seringkali kali Bunda harus mondar-mandir ke asrama untuk sekedar menengok Ana yang sedang rewel gak betah di asrama. Atau sekedar untuk mengantar uang saku. Delapan kilometer jalanan di kota budaya itu dilintasi oleh Bunda dengan sepeda. Kadang angkutan umum, terkadang sepeda motor kalau ada yang meminjami. Tidak peduli siang atau malam, hari cerah maupun hujan menghadang. Begitulah kasih sayang Bunda pada Ana, buah hatinya.
***
Setahun setengah memang waktu yang lama bagi seorang Ana yang tidak pernah tinggal di asrama sebelumnya. Saat dia mengeluh, sang Bunda lantas mendengarkan semua keluhannya, menguatkan perasaanya, menabahkan hatinya. Ada air mata yang mengalir ketika episode ini dilewati.

Sore itu Ana hanya tidak mau kembali ke asrama karena belum diberi uang saku oleh Bundanya. Tidak seperti biasanya. Ana tidak menangis. Tidak pula merengek karena tidak ada uang saku. Tidak pula menuntut Bundanya untuk mencarikan uang saku untuknya. Sore itu, Ana mencoba memahami keadaan Bundanya.

“Ya udah, kalau sekarang belum mau balik ke asrama, besok padi Bunda anter ke solah”, kalimat Bunda mencoba menenangkan Ana.

Melihat sikap Ana yang demikian, Bunda tidak lantas membentaknya. Tidak pula memarahinya. Tidak sedikit ada ibu yang membentak anaknya ketika si anak berbuat sesuatu yang dianggap sebagai sebuah kesalahan. Tidak jarang ada ibu yang tega mencacai maki anaknya sendiri. Tapi tidak dengan Bunda, Bunda selalu berdoa dan berusaha menyayangi Ana dengan apa yang dimilikinya.
Keesokan harinya… pagi-pagi sekali selepas subuh, Bunda berniat mencarikan uang saku untuk Ana. Seekor ayam jago peliharaan ditangkap hendak dijual. Bunda berdiri mematung di pinggir jalan akses ke pasar sambil berdoa semoga ada yang menawar ayam itu. Tidak hanya menawar tapi membelinya.
“Berapa ayamnya bu”’ Tanya seorang perempuan paruh baya entah dari mana tapi yang jelas dia sedang mencari ayam.

“35 ribu aja bu, ni jago lho”, jawab Bunda sambil membujuk agar ayamn itu terjual.

“Alhamdulillah….”, seru Bunda. Ayam itu pun bertukar dengan uang tiga puluh ribu rupiah.

Bunda bergegas segera pulang dan hendak memberikan uang itu pada Ana. Apa yang terjadi? Memang uang itu diterima Ana tapi dengan rona yang penuh tanda Tanya. Pagi itu Ana masih belum mau masuk sekolah. Sekali lagi Bunda berjuang menunjukkan kasih sayangnya pada Ana. Dengan menahan rasa malu, Bunda menelepon sekolah memintakan ijin Ana tidak masuk dengan alas an sedang sakit. Berbohong? Tidak juga. Bagi Bunda, Ana yang sedang tidak mau ke asrama atau sekolah itu artinya perasaanya sedang sakit. Sakit secara psikis yang hanya Bundanya yang bisa memahaminya.

Tanpa rasa menyesal telah menjual ayam seharga tiga puluh ribu tadi, Bunda beranjak meninggalkan Ana dan berangkat ‘ngantor’, istilah keren untuk pergi bekerja. Bundanya ana adalah seorang buruh di sebuah pabrik.

“Nanti Bunda mau nelepon ke sekolah minta ijin. Kalau uda enakan, jangan lupa berangkat ya!” Bunda bermaksud menyemangati Ana yang sedang labil emosinya.
***
Sore harinya Bunda sudah tidak mendapati Ana tidak di rumah. Pintu rumah tidak terkunci. Bunda berharap bahwa dengan tiga puluh ribu itu Ana mau kembali ke asrama dan sekolah lagi. Begitulah ketulusan seorang Bunda. Uang 30 ribu, terbilang besar untuk ukuran Bunda. 30 ribu yang hanya setengah porsi makan di Hanamasa. 30 ribu yang hanya setengah harga tiket nonton di blitzmegaplex, sebuah teater glamor di Grand Indonesia. Tapi bagi Bunda, uang tiga puluh ribu itu adalah sesuatu yang sangat berharga. Wujud cintanya pada Ana agar mau kembali sekolah. Wujud cintanya sebagai seorang Bunda.
***
Maka siapakah yang mendustakan ketulusan cinta seorang Bunda?

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
[Q.S.Al-Israa: 23]

kejujuran adalah hati

Kejujuran Itu Harga Mati

kejujuranRasululloh bersabda, “Hendaklah kamu sekalian berbuat jujur. Sebab kejujuran membimbing kearah kebajikan. Dan kebajikan membimbing kearah syurga. Tiada henti-hentinya seseorang berbuat jujur dan bersungguh-sungguh dalam melakukan kejujuran sehingga dia ditulis disisi Allah sebagai orang jujur. Dan hindarilah perbuatan dusta. Sebab dusta membimbing kearah kejelekan. Dan kejelekan membimbing kearah neraka. Tiada henti-hentinya seseorang berbuat dusta dan bersungguh-sungguh dalam melakukan dusta sehingga dia ditulis disisi Allah sebagai pendusta(HR. Bukhari Muslim)

J-u-j-u-r ! Sebuah istilah, simbol kemuliaan akhlak manusia yang mengaku beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Sebuah kata sederhana, tetapi menjadi syarat utama yang harus dibawa calon-calon pelamar penghuni Surga. Kebalikannya adalah sifat pendusta/pembohong, sebuah tindakan ‘pengecut’ dari seseorang dalam menghadapi atau menerima ujian dan karunia Allah SWT. Pendusta selalu menyembunyikan kebenaran yang telah diakui hati nuraninya dan menunjukkan ‘kebalikan’-nya kepada manusia lain dengan motif keuntungan pribadi.

Pantas sekali Allah SWT menghadiahi pendusta dengan hukuman berat. Sebuah tempat yang paling bawah di neraka sudah disediakan. Kedustaan adalah ciri orang-orang munafik. Seperti yang terukir dalam QS.63:01.
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.”

Kejujuran adalah harga mati. Jika kejujuran hilang dari muka bumi, maka peradaban dunia tidak akan lagi bersahabat dengan manusia. Kepalsuan seorang penguasa dalam berjanji dan curang dalam mengelola negara akan menimbulkan kesusahan masal pada rakyatnya. Kepalsuan seorang karyawan untuk memperoleh keuntungan ‘haram’ dan menjilat pimpinan demi perlakuan yang lebih baik, cepat atau lambat itu akan membuat kehancuran perusahaan. Kebohongan seorang istri kepada suami dalam mengurus rumah tangga akan bermuara pada jauhnya iklim sakinah dalam keluarga, begitupun sebaliknya. Kejujuran antara suami, istri dan anak akan membuat ketentraman dan keberkahan, karena Allah SWT akan selalu menaungi keluarga hamba-Nya yang jujur.

Seorang mahasiswa yang selalu tidak jujur dalam ujian, hanya akan menghasilkan prestasi ‘semu’. Sifat tercela itu akan terus terbawa ketika bekerja dan berinteraksi dalam lingkungan berikutnya. Bukankah kebohongan yang pertama akan disusul kebohongan-kebohongan berikutnya? (hayo ngaku!)

Jurus-jurus lisan pelaku yang tidak jujur ;
- Wah, jaman susah seperti ini kog jujur!. Lha wong tidak jujur saja masih tetep susah.
- Kalo saya jujur, kapan saya bisa beli rumah dan mobil?
- Biarlah saya tidak jujur, toh hasilnya akan saya sisihkan untuk beramal dan nyumbang anak yatim. Dan saya akan bertobat dan berbuat jujur, nanti!.
- Kenapa saya harus takut?lha wong semua orang disini melakukannya yang penting TST-lah (tahu sama tahu), beres!.dsb
Begitulah seorang munafik yang akan selalu mencari kambing hitam dan pembenaran.

Begitu merajalelanya kedustaan menimbulkan kelangkaan spesies orang jujur. Sehingga orang jujur banyak dicari untuk diberi penghargaan yang istimewa.

Dalam pandangan syari’at, jujur dalam bahasa arab disebut ‘ash Sihdqun’. Demi memudahkan dalam memahami dan mengamalkannya. Kejujuran dapat diklasifikasikan pada ;

1. Jujur Hati (Shidqul Qalbi)
Begitu banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menerangkan kalau ‘status’ kondisi hati akan mempengaruhi secara keseluruhan kepada empunya.
Hati akan mensifati semua kelakuan yang dilakukan anggota badan lainnya.
Rasululloh bersabda, “Ingatlah dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, akan baiklah seluruh tubuh. Dan bila ia rusak, rusaklah seluruhnya. Itulah kalbu.” (HR. Bukhari)

Jika hati sudah tidak jujur berarti standar kebenaran dalam diri sudah rusak. Setiap perintah yang akan menggerakan tubuh akan melewati dulu proses quality standard di hati. Bayangkan kalo hati itu rusak! maka semua perbuatan akan dilakukan dengan standar semaunya.

Memelihara hati dilakukan dengan cara : (1) ikhlas dalam bertindak (2) memupuk tawakal (3) berusaha selalu khusyuk (4) selalu berdzikir
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenang.” (QS.13:28)
Dan hati yang salim-lah yang akan menuntun kita ke Surga. Itulah suatu hari dimana semua harta dan tahta di dunia tidak berarti sedikitpun bagi manusia.

2. Jujur saat Berucap (Shidqul Hadist)
Ucapan yang benar akan menyelamatkan dan menentramkan manusia disekitarnya. Berucap dengan jujur berarti telah memikirkan dulu setiap yang akan dikeluarkan dari rongga mulut, bukan malah berpikir belakangan setelah ucapan diutarakan.
Mengutarakan yang benar berarti berani menanggung resiko dicaci dan dipuji. Keberanian ini timbul karena keyakinan bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan sebuah kejujuran. Tidak ada yang sulit bagi Allah SWT, adalah mudah menolong hamba seketika itu juga dengan tiba-tiba dan tanpa disangka-sangka.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS.33:70-71)
Sebaliknya nasib pendusta di dunia, dia akan mencicipi siksaan. Dia akan dilabeli sebagai ‘orang ini tidak dapat dipercaya’ dan pengkhianat. Lebih celaka lagi bila didoakan tidak baik oleh semua orang yang telah teraniaya karenanya.

3. Jujur dalam Amal (Shidqul Amal)
Ucapan dan perbuatan yang tidak matching alias tidak konsekuen akan membuat kebencian yang sangat besar dari Allah SWT.
Omongan dan perbuatan ibarat langit dan bumi.
Ucapannya manis tapi perlakuannya pahit. Bicaranya halus namun perbuatannya kasar dan menyakitkan. Omdo alias omong doang!.
NATO (no action talk only). Teori tok, praktek nol.

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS.61:2-3)

4. Jujur bila Berjanji (Shidqul Wa’d)
Berhati-hatilah dalam membuat janji. Amati, janganlah kita termasuk orang yang pelit yakni hanya mau melakukan sesuatu kebaikan jika sudah mendapatkan sesuatu.
Jangan mudah berjanji, berusahalah jujur pada diri sendiri dan ukurlah kemampuan diri. Sehingga tidak terjebak dalam keterpaksaan dan ketidakikhlasan.
Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa’at) sampai ia dewasa dan penuhilah janji. sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.”(QS.17:34)

Kalaupun harus berjanji, lakukan dengan tulus. Mintalah pertolongan Allah SWT agar dimudahkan dalam melaksanakannya sehingga terpenuhi dengan tepat dan baik. Berjanji kepada siapapun, pada hakekatnya berjanji kepada Allah SWT.
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (QS.16:91)

5. Jujur dengan kenyataan (Shidqul Haal)
Manusia jujur akan menampilkan diri apa adanya, tanpa topeng yang dibuat-buat. Dia tidak akan memakai topeng orang lain dalam dirinya. Dia tanggalkan pakaian kepalsuan. Tidak perlu mendompleng nama besar orang lain. Tidak perlu bersembunyi dalam diri orang lain. Semua itu hanya akan menghasilkan profil dan status fatamorgana yang singkat. Karena cepat atau lambat manusia akan menemukan keaslian dari kita, walaupun dibungkus rapi.
Rasululloh SAW senantiasa mengingatkan kepada umatnya, “Orang yang merasa kenyang dengan apa yang tidak diterimanya sama seperti orang yang memakai dua pakaian palsu.” (HR. Muslim)

Mari kita tinggalkan segala kepalsuan yang telanjur menempeli diri kita. Hadapilah resiko kejujuran dengan berani. Pada dasarnya hanya kepada Allah lah kita merasa takut. Takut tidak bisa mempertanggungjawabkan segala perilaku kita. Takut tidak diperkenankan memasuki Surganya Allah.
Rasululloh SAW bersabda, “Pegang teguhlah 6 perkara niscaya akau memberi jaminan surga. Berbicaralah dengan jujur bila kamu berbicara.Tepatilah janji bila kamu berjanji. Sampaikanlah amanat bila kamu diamanati. Jagalah farjimu dari perbuatan zina. Palingkanlah pandanganmu dari perbuatan maksiyat. Dan, tahanlah tanganmu dari meminta-minta.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban dari ‘Ubadah bin Shamit)

Kejujuran bukanlah suatu kelebihan tetapi sebuah kewajiban. Semoga bermanfaat.

sby{RI}

Presiden SBY Resmikan Gedung MTA di Surakarta

090308-sby11Surakarta, 8 Maret 2009

Alhamdulillah, saat yang ditunggu-tunggu oleh puluhan ribu warga MTA telah tiba yaitu dengan diresmikannya gedung MTA di Jl. Ronggowarsito oleh Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono. Ikut menyertai beliau di peresmian gedung MTA ini adalah Menteri Agama dan beberapa menteri kabinet Indonesia Bersatu lainnya, Menteri Kesehatan, Menteri Kominfo, Mensesneg dan beberapa menteri lainya, hadir juga ketua MPR RI Dr. Hidayat Nur Wahid, Gubernur jawa tengah dan muspida serta para kepala daerah tingkat II yang ada di Solo Raya dan sekitarnya.

Gedung MTA yang dibangun sejak 11 bulan yang lalu yang menelan biaya 13 Milyar itu akhirnya tepat pukul 15:40 WIB secara resmi telah diresmikan penggunaanya oleh Presiden RI dengan penekanan sirine dan penandatanganan prasasti. Suatu perjuangan yang tidak mudah yang dilakukan oleh MTA dan seluruh warganya dalam membangun gedung ini, karena biaya sebesar itu tanpa mengharapkan bantuan dari pihak manapun termasuk bantuan dari pemerintah ini, tapi berkat pertolongan Allah SWT seluruh warga sanggup mewujudkan untuk mengumpulkan dana sebesar itu.

Dalam laporannya ketua panitia peresmian Dr. Abdurrahman Suparno menyampaikan bahwa dalam rangka peresmian gedung ini sejak 2 bulan yang lalu telah dilakukan serangkaian kegiatan yang disebut dengan Sapta Peduli Sesama yang terdiri Peduli Sosial, Peduli Ekonomi, Peduli Lingkungan, Peduli Kesehatan, Peduli Pendidikan, Peduli Moral dan Peduli Persatuan Nasional. Sebagai puncak kegiatan itu adalah Peduli Persatuan Nasional yaitu dengan menghadirkan Presiden RI dalam peresmian gedung MTA ini. Syukur Alhamdulillah semua kegiatan yang dicanangkan dalam rangka peresmian gedung ini dapat berjalan lancar dan sesuai yang kita harapkan bersama.

Sementara itu dalam sambutannya ketua Umum MTA Al-ustadz Drs. Ahmad Sukina menyampaikan bahwa kemunduran bangsa ini terutama umat Islam di negara kita ini bukan karena bangsa lain tetapi karena semakin jauhnya umat Islam ini dari sumber hukumnya sendiri yaitu Al-quran dan As-sunnah. Keyakinan umat sekarang ini sudah mulai tercampur dengan khurafat, tahayul, gugon tuhon dan syirik. Terbukti dengan kejadian akhir-akhir ini bahwa umat kita lebih percaya kepada dukun cilik Ponari dari Jombang dari pada dokter, bahkan kotoran bekas mandinya Ponari yang berupa lumpur lebih diyakini daripada obat yang diberikan oleh para dokter. Karena itu umat ini tidak akan bisa kembali jaya sebagaimana umat pada masa Rasulullah apabila tidak mau kembali kepada tuntunan yang sebenarnya yaitu Al-quran dan As-sunnah, karena memang hanya itulah yang diwariskan oleh Rasul agar kita tidak sesat.

Karena itu MTA hadir di tengah-tengah masyarakat ini untuk mengajak dan menyeru agar umat Islam ini kembali kepada tuntunan yang sebenarnya yaitu Al-quran dan Sunnah, melalui gedung yang baru ini umat Islam dari kelompok manapun dapat bersama-sama belajar dan mengkaji Al-quran dan Sunnah Nabi. Buah dari dakwah MTA ini adalah diantaranya untuk menghentikan kemaksiatan atau kemungkaran di negeri kita ini, MTA sangat mendukung usaha-usaha pemerintah yang dipimpin oleh presiden SBY dalam pemberantasan korupsi.

Sementara itu sambutan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh warga MTA di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri adalah sambutan orang pertama di negeri ini yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Beliau menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada MTA atas berbagai kegitan yang berlangsung selama ini dan beliau minta agar kegiatan tersebut tidak hanya berhenti pada peresmian gedung ini saja tetapi agar dilanjutkan dan lebih ditingkatkan pada masa-masa mendatang. Beliau juga memberikan apresiasi atas perkembangan yang pesat yang dicapai oleh MTA yang telah memiliki cabang hampir di seluruh wilayah tanah air dan bahkan di luar negeri.

Sambutan Presiden yang berlangsung 30 menit itu begitu penuh dengan penghayatan seluruh waga MTA dan para hadirin sehingga berlangsung dengan khidmat dan sesekali ada suara tepukan dari para hadirin sebagai apresiasi terhadap sambutan beliau. Dalam sambutan itu beliau langsung memberikan respon apa yang disampaikan ketua Umum MTA antara lain bahwa jika bangsa ini tenggelam dalam syirik dan tahayul tidak akan menjadi bangsa yang maju, sebab bangsa yang maju dan cerdas adalah bangsa yang mengedepankan rasional dan menggunakan akal budinya serta memiliki keimanan kepada Allah SWT. Dalam merespon masalah korupsi, Presiden mengatakan bahwa negera ini gelap jika korupsi masih merajalela, karena itu beliau serukan Jihad melawan korupsi. Beliau juga menanggapi dengan penuh bangga atas kemandirian warga MTA untuk membangun gedung semegah ini tanpa dengan meminta-minta.

Pada akhir kunjungannya beliau menyempatkan diri untuk meninjau gedung MTA yang baru beliau resmikan dan bahkan sessat sebelum menaiki mobil Indonesia 1 beliau menyempatkan untuk menyapa puluhan ribu warga MTA yang berada di lapangan rumput yang berteduh dibawah tenda yang sejak pagi menunggu-nunggu kedatangan beliau.

Semoga dengan diresmikannya gedung MTA ini akan memberikan manfaat bagi perkembangan dakwah Islam ini. (tik)

Click here for download Mp3 recorded

About the Author

mastikno has written 8 stories on this site.

  • hery widhi nugraha wrote on 14 April, 2009, 13:02

    asalamu’alaikum,
    alhamdulilaha ya gedung kita yang baru kini udah diresmikan, apalagi sekarang dengan adanya gedung yang bvaru pengunjung pengajian ahad pagi kian banyak saja, bahkan kini mesti ditambah tenda buat nampung para pese3rta ahad pagi. syukur alhamdulillah atas segala apa yang di anugrahkan Alloh SWT. semoga semua warga MTA bisa tetap istiqomah…..




Write a Comment

Gravatars are small images that can show your personality. You can get your gravatar for free today!

curhat

Perubahan Jadwal Kampanye Tidak Berpengaruh Bagi Peserta Pilpres

Komisi Pemilihan Umum (KPU) memajukan jadwal kampanye pasangan capres-cawapres yang semula dimulai 12 Juni menjadi 2 Juni. Perubahan ini dianggap tidak memberikan dampak bagi para peserta pilpres.

Monday, May 25, 2009

ARABIC

رحلة

تأمل اليوم
مرحباً، اسمي حسن ما هو اسمك؟

1. رسالة الحب المرسلة من اللهالله يحبنا. هو الآب الذي يتمنى أن يشاركنا محبته لنا

2. لقد غيّر الله حياتهم يقوم بعض الأشخاص بمشاركة اختباراتهم وشهاداتهم وكيف تعرفوا على الرب

3. مقابلة مع الله لقد حلمت بأنني في مقابلة مع الله

4. من هو سيدنا عيسى المسيح ؟ لماذا أحدث سيدنا عيسى المسيح كل هذا التأثير على تاريخنا؟

5. أنت والله هناك بعض القواعد والقوانين التي تحكم علاقتنا مع الله

أمر بسيط كبساطة الصلاةالصلاة هي محادثة مع الله وهي الخطوة الأولى في التعرف اليه
لقد قالها : لن تضطر الى... !
كيف سيكون شعورك ان وقفت على منصة لمشاهدة فيلم فيديو يظهر كل الخطايا التي قمت بها في حياتك؟ الإنفعالات الغاضبة والدوافع الأنانية والمواقف الحرجة، والعادات السرية. بالتأكيد قد ترغب بأن ترمي بنفسك أسفل صخرة!! لقد تحمل يسوع أكثر من هذا بكثير . . يقول الإنجيل: "الذي حمل خطايانا في جسده على الخشبة لكي نموت عن الخطايا فنحيا للبر الذي بجلدته شفيتم" (بطرس الأولى 2: 24). من السيء كفاية أن تموت بسبب خطايا لم ترتكبها ولكن هل تتخيل أن يتركك الله أو أن يتخلى عنك. إنها نفس الكلمة التي استخدمها بولس عندما كتب "لأن ديماس قد تركني إذ أحب العالم الحاضر" (2تيموثاوس 4: 10) لقد بحث بولس عن ديماس ولم يجده ويسوع كذلك بحث عن أبيه في ذلك اليوم ولم يجده أيضاً. هل كان داوود مخطئاً عندما كتب "أيضاً كنت فتى وقد شخت ولم أرى صديقاً تخلي عنه ولا ذرية له تلتمس خبراً" (مزمور 37: 25) لا، لأن يسوع في ذلك الوقت كان كل شيء عدا صديق. عندما تنظر إليه على الصليب سوف ترى الكذاب والغشاش والمدمن الخمور ومدمن الدعارة والمسيء للأطفال والقاتل. هل يضايقك ارتباط اسمه مع أخشاص كهؤلاء؟ لقد فعل يسوع أكثر من ذلك بكثير فقد وضع نفسه مكان هؤلاء ومكانك أنت. لقد حمل الله يسوع المسيح جميع آثامنا وخطايانا لذلك عندما قال يسوع على الصلب: "الهي الهي لماذا تركتني" قالها على الصليب بدلاً عنك لأنه أخذ مكانك.
الأخ عبده