Thursday, May 28, 2009

Sayang anak, peduli anak

42-17424199

Anak merupakan pribadi yang unik, menarik hati semua orang, dan membutuhkan perlakuan yang berbeda, di bidang kedokteran pun begitu kalo mahasiswa kedokteran belajar mengenai pediatric atau ilmu anak halaman awal di buku selalu mengingatkan bahwa children is not little guy, anak bukanlah manusia dewasa yang berukuran kecil, namun memang suatu pribadi yang unik, jadi kita tidak bisa menyamakan penyakit anak dengan orang dewasa kemudian obatnya takarannya dikurangi karena masih anak2. Karena doktrin pertama yg menyatakan children is not little guy, jadi memang khusus dan kita berpikir secara khusus pula.

Namun kadang anak2pun menjadi pribadi yang menyedihkan manakala tidak terurus oleh orang tuanya, baik secara fisik maupun akhlak, sehingga nabi bersabda anak itu ibarat suatu catatan yang masih putih, tergantung dari orang tuanya mau menjadikan dia beriman, majusi atau nasrani.

Saya banyak sekali menjumpai nasib anak2 yang menyedihkan tersebut di rumah sakit, yang beberapa saya ceritakan dalam tulisan ini, kemalangan bisa karena keteledoran atau juga dari kesengajaan. Bisa dari kalangan menengah atas pun bisa menengah bawah. Dari kalangan menengah bawah mungkin karena kesibukan mereka memenuhi tuntutan materi sehingga anak kurang terurus, di kalangan atas pun juga demikian, karena kesibukannya anak akhirnya dipercayakan ke orang lain dalam hal ini baby sister

Suatu saat di bulan maret 2009 saya tugas di RSCM suatu rumah sakit yang tidak pernah istirahat dan didatangi dengan berbagai kasus yang aneh2 yang sudah tidak bisa di tangani di tempat lain, pagi hari setelah sholat subuh, seperti biasa ketika saya mau nyambung, kalo org jawa tahu istilah ini hehehe (kebiasaan yang tidak dianjurkan nabi), tiba2 HP saya berbunyi (wah berdering disaat yang tidak tepat, batin saya), dugaan saya benar dari IGD RSCM

“ada pasien di emergency dok” suara di seberang, “oke bos saya segera ke rumah sakit” sahut saya ke perawat jaga.

Akhirnya saya bergegas bersiap ke rumah sakit, ritual nyambungpun ditunda hehehe, dengan motor shogun biru butut saya, dari sumur batu kemayoran tempat saya tinggal sampai RSCM kurang lebih 15 menit kalo berangkat pagi, ketika kemacetan belum menggila

Sesampai di rumah sakit saya menuju ke IGD lt 1, disana saya ditunjukkan seorang pasien yg sudah terpasang infuse dan tidak sadarkan diri. Lama saya terhenyak di depan pasien, hamper tidak percaya bahwa ternyata yang saya hadapi bayi 3 tahun dengan kaki kanan hamper putus sampai batas lutut,”astaghfirulloh…naudzubillah” berkali-kali saya ucapkan

“vital sign” teriak saya, “stabil dok”sahut perawat,

“gimana nih ceritanya?”,

Orang tuanya mendekat kemudian bercerita bahwa sewaktu naik motor, istrinya menggendong anak tersebut, tiba - tiba selendangnya masuk ke gear motor, kemudian tertarik sedangkan ujung selendang yg lain mengikat kaki kanannya, karena semakin kuat tarikannya akhirnya kaki si anak terlilit dan dan hamper terlepas.”astaghfirulloh”

Akhirnya setelah melakukan pemeriksaan lengkap dan berdasarkan perhitungan NISSSA score, akhirnya keputusannya cuma dilakukan amputasi, akhirnya kedua orang tua saya panggil dan dengan berat hati saya jelaskan keputusan yang harus diambil dan segala resikonya, saya lihat kedua orang tua setuju dengan terpaksa. Akhirnya pun saya berlalu menuju kamar operasi emergency lantai 4, sambil membatin sampai kapan kedua tangan saya berhenti mengamputasi kaki anak - anak, bagaimana jika anak tersebut dewasa dan menanyakan “bu , dulu kaki saya kok bisa bntung? Astaghfirulloh” ,mengapa orang tua kok begitu teledor terhadap anaknya. Karena seringnya saya jumpai kasus ini di Jakarta , hampir2 hati dan mata saya sudah membeku tidak bisa terlihat iba lagi.

Di lain hari, ada seorang ibu menggendong anaknya terburu2 masuk bagian anak IGD,karena bukan bagian saya, saya cuma memperhatikan dari kejauhan, kemudian dokter melakukan pemeriksaan sembari bertanya kepada ibu tersebut kemungkinan tentang riwayat penyakit dan pengobatan yang telah diberikan, si ibu menjawab sambil membuka kertas contekan, sambil ngeloyor pergi saya pun membatin, “pasti ibu ini membaca tulisan dari baby sisternya hehehe. Ibu kok nggak tahu riwayat anaknya sendiri, ibu yang aneh”

Keteledoran yang membawa malapetaka, tapi lebih celaka lagi kalo berpengaruh pada akhlak maupun attitude si anak

Suatu saat ada anak (seumuran 5 th) di gendong ibu tergopoh2 masuk ke bagian anak emergency, dibelakangnya seorang wanita berdandan bak ABG dengan dandanan yang modis,(batin saya pasti yang sedang menggendong baby sisternya sedang yang berjalan di belakangnya adalah ibunya, hehehe). Kemudian dokter anaknya melakukan pemeriksaan, entah apa yang dilakukan dokter anak, tiba-tiba si anak teriak “bajingaaan”, astaghfirulloh, anak sekecil itu bisa ngomong kata kotor, saya sampai tidak habis piker, dan saya Cuma bisa ngelus dada sambil lihat profil ibunya hehehe cuek banget

Kalo saya lontarkan pertanyaan kepada pembaca sekalian ,berapa umur perokok aktif termuda di Indonesia saat ini?

Pasti nggak ada yang nyangka kalo perokok paling mudadi Indonesia adalah anak berumur 9 bulan hehehe, begitu si anak bisa makan oleh bapak dan eyangnya nya sudah di ajari merokok, sekarang usia anak tersebut sudah 2 tahun dan tiap harinya dia sudah menghabiskan minimal 4 batang rokok, saya membayangkan saat anak tersebut SMA mungkin sudah punya pabrik rokok, untuk memuaskan hobi merokoknya hehehe….hidup yang aneh

Anak merupakan pribadi yang lemah dia membutuhkan perlindungan dan bimbingan dari orang tuanya, khususnya seorang ibu. Sehingga nabi sampai memberi arahan bahwa seorang ibu adalah madrosatil lil aulad, sekolah bagi anak-anaknya, dia yang melindungi, mengayomi dan membimbingnya. Kahlil Gibran berkata anakmu bukan milikmu, karena seorang anak tidak akan bersama kita seterusnya, dia milik masa depan, tugas kita adalah mempersiapkan si anak secara fisik dan mental dalam menghadapi masa depan yang sulit dan tidak menentu sehingga dia bisa bertahan.

Suatu saat saya ngobrol dengan seorang teman masih keturunan kraton solo, dia menerangkan “Tugas seorang istri berdasarkan adat jawa itu ada 3 yang utama kalo di bahasakan Indonesia kurang lebih ; anggun di lua rumahr, hemat di dapur dan terampil di ranjang, jangan di balik-balik ya tom jadi, terampil di luar rumah, hemat di ranjang, anggun di dapur. Hehehe” .Cuma batin saya apa memang benar adat jawa mengajarkan seperti itu, tidak ada tugas dalam mendidik anak? Adat yang aneh

Ibu saya pendidikannya tidak tinggi, tapi beliaulah yang selalu memberikan motivasi bagi anak-anaknya untuk tidak takut menghadapi masa depan, beliaulah yang mengajari saya untuk bicara kromo inggil dan tidak bicara kotor, tidak mudah berputus asa.berani menghadapi segala rintangan sebesar apapun, dan berani berdiri lagi setelah jatuh. Beliau adalah pribadi yang sederhana dimata orang lain, tapi besar dimata kami sebagai anak-anaknya. Suatu hari ibu saya bertanya kepada saya ka “Tom kamu ini kalo nyari istri yang kriterianya yak apa?,

jawaban saya pun simple “yang kayak ibu, yang selalu ada setiap anak-anaknya membutuhkan”, jawaban yang simple tapi sulit untuk wanita jaman sekarang (dokter gustom ; gustom_slo@yahoo.co.uk)

No comments:

Post a Comment